Senin, 04 September 2017

MANAGEMENT PROJECT DI BIDANG IT

Assalamualaikum wr wb..

Disini saya akan menjelaskan tentang Managemen Project Di Bidang IT. 

1. Prinsip Umum Management Proyek George R. Terry telah merumuskan fungsi-fungsi tersebut sebagai POAC (Planning, Organizing, Actuating dan Controlling).
  •  Planning (Perencanaan)
  • Organizing (Pengorganisasian)
  • Actuating (Penggerakan)
  • Controlling (Pengendalian)
A. Planning (Perencanaan)
Planning adalah proses yang secara sistematis mempersiapkan kegiatan guna mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Kegiatan diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka pekerjaan kontruksi, baik yang menjadi tanggung jawab pelaksana (kontraktor) maupun pengawas (konsultan). Kontraktor maupun konsultan, harus mempunyai konsep planning" yang tepat untuk mencapai tujuan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing.
Pada proses planning perlu diketahui ha-hal sebagai berikut :

  • Permasalahan yang terkait dengan tujuan dan sumber daya yang tersedia.
  • Cara mencapai tujuan dan sasaran dengan memperhatikan sumber daya yang tersedia.
  • Penerjemahan rencana kedalam program-program kegiatan yang konkrit
  • Penetapan jangka waktu yang dapat disediakan guna mencapai tujuan dan sasaran.
B. Organizing (Pengorganisasian)
Organizazing (pengorganisasian kerja) dimaksudkan sebagai pengaturan atas suatu kegiatan yang dilakukan okeh sekelompok orang, dipimkan hubungan-pin oleh pimpinan kelompok dalam suatu wadah organisasi. Wadah organisasi ini menggambar hubungan-hubungan struktural dan fungsional yang diperlukan untuk menyalurkan tanggung jawab, sumber daya maupun data.
Organisasi berfungsi untuk :

  • Menjamin terpeliharanya koordinasi dengan baik.
  • Membantu pimpinan dalam menggerakan fungsi-fungsi management.
  • Mempersatukan pimpinan dari satuan organisasi yang lebih kecil yang berada dalam koordinasinya.
Dalam fungsi organizing, koordinasi merupakan mekanisme hubungan struktural maupun fungsional yang secara konsisten harus dijalankan. Koordinasi dapat dilakukan melalui mekanisme :

  • Koordinasi Vertikal (menggamarkan fungsi komando)
  • Koordinasi Horizontal (menggambarkan interaksi satu level)
  • Koordinasi Diagonal (menggambarkan interaksi berbeda level tapi di luar fungsi koman

C. Actuating (penggerkan)
Diartikan sebagai fungsi managemen untuk menggerakan orang yang tergabung dalam organisasi agar melakukan kegiatan yang telah ditetapkan di dalam planning. Pada tahap ini diperlukan kemampuan pimpinan kelompok untuk menggerakan, mengarahkan dan motivasi kepada anggota kelompok untuk secara bersama-sama memberikan kontribusi dalam menyukseskan management proyek mencapai tujuan dan sasaran yang telah diterapkan.
Beberapa metode mensukseskan "actuating" yang dikemukakan oleh George R. Terry, yaitu :

  • Hargailah seseorang apapun tugasnya sehingga ia merasa keberadaannya di dalam kelompok atau organisasi menjadi penting.
  • Intruksi yang dikeluarkan seorang pimpinan harus dibuat dengan mempertimbangkan adanya perbedaan individual dan pegawainya, hingga dapat dilaksanakan dengan tepat oleh pegawainya.
  • Perlu ada pedoman kerja yang jelas, singkat, mudah dipahami dan dilaksanakan ileh pegawainya.
  • Lkukan praktek partisi dalam menaemen gun menjalin kebersamaan dalam penyelenggaraan manajemen, hingga setip pegawai dapat difungsikan sepenuhnya sebagai bagian dari organisasi.
  • Upayakan memahami hak pegawai termasuk urusan kesejahteraan, sehingga tumbuh sense of belonging dari pegawai tersebut terhadap tempat bekerja yang diikutnya.
  • Pimpinan perlu menjadi pendengar yang baik, agar dapat memahami dengan benar apa yang melatar belakangi keluhan pegawai, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan sesuatu keputusan.
  • Seseorang pimpina perlu mencegah untuk memberikan argumentasi sebagai pembenaran atas keputusan yang diambilnya, oleh karena itu pada umumnya semua orang tidak suka pada alasan apalagi kalau dicari-cari agar bisa memberikan dalih pembenaran atas keputusannya.
  • Jangan berbuat sesuatu yang menimbulkan sentimen dari orang lain atau orang lain menjadi naik emosinya.
  • Pimpinan dapat melakukan teknik persuasi dengan cara bertanya sehingga tidak dirasakan sebagai tekanan oleh pegawainya.
  • Perlu melakukan pengawasan untuk meningkatkan kinerja pegawai, namun haruslah dengan cara-cara yang tidak boleh mematikan kreativitas pegawai.
D. Controlling (Pengendalian)
Diartikan sebagai kegiatan guna menjamin pekerjaan yang telah dilaksanakan sesuai dengan rencana. Didalam managemen proyek jalan atau jembatan, controlling terhadap pekerjaan kontraktor dilakukan oleh konsultan melalui kontrak supervis, dimana pelaksanaan pekerjaan kontruksinya dilakukan oleh kontraktor. Pengawasan UmD. Controlling (Pengendalian) Controling diartikan sebagai kegiatan guna menjamin pekerjaan yang telah dilaksanakan sesuai dengan rencana. Didalam manajemen proyek jalan atau jembatan, contralling terhadap pekerjaan kontraktor dilakukan oleh konsultan um (General Superintendat) berkewajiban melakukan pengendalian (secara berjenjang) terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh staf di bawah kendalinya yaitu Site Administrasion, Quantity Surveyor, Materials Superintendant, Construction Engineer, dan Equipment Engineer untuk memastikan masing-masing staf sudah melakukan tugasnyadalam koridor "jaminan kualitas (quality assurance)". Sehingga, tahap-tahap pencapaian sasaran sebagaimana direncanakan dapat dipenuhi.
ruang lingkup kegiatan kontrolling mancakup pengawasan atas seluruh aspek pelaksanaan rencana, antara lain adalah :

  • Produk pekerjaan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif seluruh sumber-sumber daya yang digunakan (manusia, uang, peralatan, bahan)
  • Prosedur dan cara kerjanya.
  •  Kebijaksanaan yang diambil selama proses pencapaian sasaran.
Tujuan Mata Kuliah ini untuk Mahasiswa Prakerin

  1. Membantu menyusun proyek pada KKN PPL/Prakerin PKL1. Prinsip Umum Management Proyek George R. Terry telah merumuskan fungsi-fungsi tersebut sebagai POAC (Planning, Organizing, Actuating dan Controlling).
  2.  Planning (Perencanaan)
  3. Organizing (Pengorganisasian)
  4. Actuating (Penggerakan)
  5. Controlling (Pengendalian)
A. Planning (Perencanaan)
Planning adalah proses yang secara sistematis mempersiapkan kegiatan guna mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Kegiatan diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka pekerjaan kontruksi, baik yang menjadi tanggung jawab pelaksana (kontraktor) maupun pengawas (konsultan). Kontraktor maupun konsultan, harus mempunyai konsep planning" yang tepat untuk mencapai tujuan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing.
Pada proses planning perlu diketahui ha-hal sebagai berikut :

  • Permasalahan yang terkait dengan tujuan dan sumber daya yang tersedia.
  • Cara mencapai tujuan dan sasaran dengan memperhatikan sumber daya yang tersedia.
  • Penerjemahan rencana kedalam program-program kegiatan yang konkrit
  • Penetapan jangka waktu yang dapat disediakan guna mencapai tujuan dan sasaran.
B. Organizing (Pengorganisasian)
Organizazing (pengorganisasian kerja) dimaksudkan sebagai pengaturan atas suatu kegiatan yang dilakukan okeh sekelompok orang, dipimkan hubungan-pin oleh pimpinan kelompok dalam suatu wadah organisasi. Wadah organisasi ini menggambar hubungan-hubungan struktural dan fungsional yang diperlukan untuk menyalurkan tanggung jawab, sumber daya maupun data.
Organisasi berfungsi untuk :

  • Menjamin terpeliharanya koordinasi dengan baik.
  • Membantu pimpinan dalam menggerakan fungsi-fungsi management.
  • Mempersatukan pimpinan dari satuan organisasi yang lebih kecil yang berada dalam koordinasinya.
Dalam fungsi organizing, koordinasi merupakan mekanisme hubungan struktural maupun fungsional yang secara konsisten harus dijalankan. Koordinasi dapat dilakukan melalui mekanisme :

  • Koordinasi Vertikal (menggamarkan fungsi komando)
  • Koordinasi Horizontal (menggambarkan interaksi satu level)
  • Koordinasi Diagonal (menggambarkan interaksi berbeda level tapi di luar fungsi koman

C. Actuating (penggerkan)
Diartikan sebagai fungsi managemen untuk menggerakan orang yang tergabung dalam organisasi agar melakukan kegiatan yang telah ditetapkan di dalam planning. Pada tahap ini diperlukan kemampuan pimpinan kelompok untuk menggerakan, mengarahkan dan motivasi kepada anggota kelompok untuk secara bersama-sama memberikan kontribusi dalam menyukseskan management proyek mencapai tujuan dan sasaran yang telah diterapkan.
Beberapa metode mensukseskan "actuating" yang dikemukakan oleh George R. Terry, yaitu :

  • Hargailah seseorang apapun tugasnya sehingga ia merasa keberadaannya di dalam kelompok atau organisasi menjadi penting.
  • Intruksi yang dikeluarkan seorang pimpinan harus dibuat dengan mempertimbangkan adanya perbedaan individual dan pegawainya, hingga dapat dilaksanakan dengan tepat oleh pegawainya.
  • Perlu ada pedoman kerja yang jelas, singkat, mudah dipahami dan dilaksanakan ileh pegawainya.
  • Lkukan praktek partisi dalam menaemen gun menjalin kebersamaan dalam penyelenggaraan manajemen, hingga setip pegawai dapat difungsikan sepenuhnya sebagai bagian dari organisasi.
  • Upayakan memahami hak pegawai termasuk urusan kesejahteraan, sehingga tumbuh sense of belonging dari pegawai tersebut terhadap tempat bekerja yang diikutnya.
  • Pimpinan perlu menjadi pendengar yang baik, agar dapat memahami dengan benar apa yang melatar belakangi keluhan pegawai, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan sesuatu keputusan.
  • Seseorang pimpina perlu mencegah untuk memberikan argumentasi sebagai pembenaran atas keputusan yang diambilnya, oleh karena itu pada umumnya semua orang tidak suka pada alasan apalagi kalau dicari-cari agar bisa memberikan dalih pembenaran atas keputusannya.
  • Jangan berbuat sesuatu yang menimbulkan sentimen dari orang lain atau orang lain menjadi naik emosinya.
  • Pimpinan dapat melakukan teknik persuasi dengan cara bertanya sehingga tidak dirasakan sebagai tekanan oleh pegawainya.
  • Perlu melakukan pengawasan untuk meningkatkan kinerja pegawai, namun haruslah dengan cara-cara yang tidak boleh mematikan kreativitas pegawai.
D. Controlling (Pengendalian)
Diartikan sebagai kegiatan guna menjamin pekerjaan yang telah dilaksanakan sesuai dengan rencana. Didalam managemen proyek jalan atau jembatan, controlling terhadap pekerjaan kontraktor dilakukan oleh konsultan melalui kontrak supervis, dimana pelaksanaan pekerjaan kontruksinya dilakukan oleh kontraktor. Pengawasan UmD. Controlling (Pengendalian) Controling diartikan sebagai kegiatan guna menjamin pekerjaan yang telah dilaksanakan sesuai dengan rencana. Didalam manajemen proyek jalan atau jembatan, contralling terhadap pekerjaan kontraktor dilakukan oleh konsultan um (General Superintendat) berkewajiban melakukan pengendalian (secara berjenjang) terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh staf di bawah kendalinya yaitu Site Administrasion, Quantity Surveyor, Materials Superintendant, Construction Engineer, dan Equipment Engineer untuk memastikan masing-masing staf sudah melakukan tugasnyadalam koridor "jaminan kualitas (quality assurance)". Sehingga, tahap-tahap pencapaian sasaran sebagaimana direncanakan dapat dipenuhi.
ruang lingkup kegiatan kontrolling mancakup pengawasan atas seluruh aspek pelaksanaan rencana, antara lain adalah :

  • Produk pekerjaan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif seluruh sumber-sumber daya yang digunakan (manusia, uang, peralatan, bahan)
  • Prosedur dan cara kerjanya.
  •  Kebijaksanaan yang diambil selama proses pencapaian sasaran.
Tujuan Mata Kuliah ini untuk Mahasiswa Prakerin

  1. Membantu menyusun proyek pada KKN PPL/Prakerin PKL
  2. Menciptakan inovasi di sekolah 
  3. Dapat memanage proyek/perusahaan
  4. Mampu mengimplementasikan
  5. Mengembangkan lembaga yang dimpin
  6. Teknis memilih proyek yang layak dijalankan
  7. Memotivasi karyawan
  1. Menciptakan inovasi di sekolah 
  2. Dapat memanage proyek/perusahaan
  3. Mampu mengimplementasikan
  4. Mengembangkan lembaga yang dimpin
  5. Teknis memilih proyek yang layak dijalankan
  6. Memotivasi karyawan

0 komentar:

Posting Komentar